This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, October 28, 2012

Kisah Sejarah Sunan Kalijaga - Wali Songo


Kembali lagi bersama kami Cerita Rakyat, dimana memang pada edisi kali ini kami akan membahas info mengenai cerita para Wali Songo. Yang mana pada edisi sebelumnya kami telah memberikan info atau cerita atau kisah mengenai Sunan Ampel, dimana juga sangat banyak sekali yang membacanya dan masih belum mengenal benar siapa itu Sunan Ampel.

Nah begitu juga untuk edisi kali ini kami memberikan Cerita atau Kisah atau Sejarah dari Sunan Kalijaga yang mana Sunan yang satu ini memiliki keistimewaan tersendiri dalam hal merakyat atau berhubungan baik dengan manusia dan masih banyak lagi, dimana sebenarnya Sunan Kalijaga ini juga murid dari Sunan Ampel, pengen tahu Ceritanya langsung saja anda baca dibawah ini :

Kisah Sunan Kalijaga



Setelah menyaksikan betapa hebat karomah orang yang berjubah puith itu yang tak lain adalah Sunan Bonang, Putra dari Sunan Ampel yang bermukim di Surabaya.
Karomah Sunan Bonang yang mampu merubah buah aren menjadi emas seluruhnya merupakan keajaiban, dan bukan sembarang orang bisa melakukannya.

Ucapan-ucapan dari orang tua berjubah putih tersebut masih terngiang di telinganya, yaitu tentang beramal dengan barang haram yang disamakan dengan mencuci pakaian dengan air kencing, tentang berbagai hal yang terkait dengan upaya memberantas kemiskinan.

Raden Said memutuskan untuk mengejar orang itu. Segenap kemampuan dikerahkannya untuk berlari cepat hingga akhirnya dia dapat melihat bayangan orang itu dari kejauhan.
Sepertinya orang tua itu berjalan santai saja dalam melangkahkan kaki, tapi Raden Said tak pernah bisa menyusulnya. Jatuh bangun, terseok-seok dan berlari lagi. Demikianlah, setelah tenaganya terkuras habis, dia baru sampai dibelakang lelaki berjubah putih itu.

Raden Said Meminta jadi Murid.

Lelaki berjubah putih itu berhenti bukan karena kehadiran Raden Said melainkan di depannya terbentang sungai yang cukup lebar. Tak ada jembatan penyeberangan dan sungai itu tampaknya dalam, dengan apa dia akan menyeberang.
"Tunggu...," ucap Raden Said ketika melihat orang tua itu hendak melangkahkan kakinya lagi untuk melewati sungai.
Dengan terengah-engah Raden Said berkata,
"Sudilah kiranya Tuan menerima saya sebagai murid...." pintanya dengan nafas turun naik dengan cepatnya.

"Menjadi muridku?" tanya lelaki itu sembari menoleh ke belakang.
"Mau belajar apa?" imbuhnya lebih lanjut.
"Apa saja, asal Tuan menerima saya sebagai murid," jawan Raden Said.
"Berat...berat sekali anak muda. Bersediakah engkau menerima syarat-syaratnya?" tanya lelaki berjubah putih.
"Saya bersedia," jawan Raden Said.

Lelaki tua itu kemudian menancapkan tongkatnya di tepi sungai. Raden Said diperintahkan menungguinya. Tak boleh beranjak dari tempat itu sebelum lelaki itu kembali untuk menemui Raden Said.
Raden Said menerima syarat ujian itu.

Selanjutnya, lelaki berjubah putih itu menyeberangi sungai.
Sepasang mata Raden Said terbelalak karena heran, lelaki itu berjalan di atas air bagaikan berjalan di daratan saja. Kakinya tidak basah terkena air. Ia semakin yakin bahwa calon gurunya itu adalah seorang lelaki berilmu tinggi, waskita dan mungkin saja golongan para wali.

Semedi Berakhir.

Setelah lelaki itu hilang dari pandangan Raden Said, pemuda itu duduk bersila. Dia teringat suatu kisah ajaib yang dibacanya di dalam Al Qur'an yaitu Kisah Ashabul Kahfi. Maka ia pun segera berdoa kepada Allah SWT agar ditidurkan seperti para pemuda di Gua Kahfi ratusan tahun silam.
Doa Raden Said dikabulkan oleh Allah SWT. Raden Said tertidur dalam semedinya selama 3 tahun.

Akar dan rerumputan telah merambati sekujur tubuhnya dan hampir menutupi sebagian besar anggota tubuhnya.
Setelah 3 tahun lamanya, lelaki berjubah putih itu datang untuk menemui Raden Said. Tapi Raden Said tidak bisa dibangunkan. 
Raden Said baru bisa dibangunkan setelah lelaki berjubah putih itu mengumandangkan Azan.

Kemudian tubuh Raden Said dibersihkan dan diberi pakaian baru yang bersih. Selanjutnya Raden Said dibawa ke Tuban.
Mengapa dibawa ke Tuban?
Ya karena lelaki berjubah putih itu adalah Sunan Bonang, salah seorang putra Sunan Ampel yang diberi tugas oleh ayahnya untuk berdakwah di sana.
Meski demikian, kehadiran Raden Said tidak diketahui oleh keluarganya.

Raden Said kemudian diberi pelajaran agama sesuai dengan tingkatannya, yakni tingkat para Wali Allah, Waliullah. 

Di kemudian hari, Raden Said terkenal dengan sebutan Sunan Kalijaga.

Nah sudah dulu edisi kali ini mengenai Sunan Kalijaga, semoga bermanfaat untuk anda semua, dan kami akan memberikan berbagai macam artikel lainnya yang juga pastinya akan bermanfaat untuk anda semua, nah berikan komentar yang bagus dan bermanfaat, Oke.

Tuesday, October 23, 2012

Cerita Sunan Ampel - Sejarah Sunan Ampel Wali Songo

Kembali lagi bersama kami Kumpulan Cerita, dimana banyak sekali cerita cerita daerah atau legenda nusantara yang harus diketahui oleh sebagian besar anak bangsa kita, sebab dengan mengetahui sejarah bangsa ini akan membentuk karakter yang baik dan daya juang tinggi terhadap tanah air dan Negara Indonesia ini.

jadi kalau anda sudah menjadi orang tua, maka kenalkan anak-anakmu dengan pendahulunya, beritahu mereka kisah kisah pahlawannya, dan juga legenda-legenda masal lalu, agar anak anda menjadi pribadi yang sangat sukses dan memiliki jiwa cinta tanah air nusa dan bangsa.

nah sekarang ini kami akan memberikan Kisah atau Legenda tentang Wali Songo yaitu Sunan Ampel, pasti anda sudah pernah mendengarnya, langsung saja akan kami berikan Sejarah Sunan Ampel di bawah ini :




PRABU Sri Kertawijaya tak kuasa memendam gundah. Raja Majapahit itu risau memikirkan pekerti warganya yang bubrah tanpa arah. Sepeninggal Prabu Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, kejayaan Majapahit tinggal cerita pahit. Perang saudara berkecamuk di mana-mana. Panggung judi, main perempuan, dan mabuk-mabukan menjadi ”kesibukan” harian kaum bangsawan –pun rakyat kebanyakan.

Melihat beban berat suaminya, Ratu Darawati merasa wajib urun rembuk. ”Saya punya keponakan yang ahli mendidik kemerosotan budi pekerti,” kata permaisuri yang juga putri Raja Campa itu. ”Namanya Sayyid Ali Rahmatullah, putra Kakanda Dewi Candrawulan,” Darawati menambahkan. Tanpa berpikir panjang, Kertawijaya mengirim utusan, menjemput Ali Rahmatullah ke Campa –kini wilayah Kamboja.

Ali Rahmatullah inilah yang kelak lebih dikenal sebagai Sunan Ampel. Cucu Raja Campa itu adalah putra kedua pasangan Syekh Ibrahim Asmarakandi dan Dewi Candrawulan. Ayahnya, Syekh Ibrahim, adalah seorang ulama asal Samarkand, Asia Tengah. Kawasan ini melahirkan beberapa ulama besar, antara lain perawi hadis Imam Bukhari.

Ibrahim berhasil mengislamkan Raja Campa. Ia kemudian diangkat sebagai menantu. Sejumlah sumber sejarah mencatat silsilah Ibrahim dan Rahmatullah, yang sampai pada Nabi Muhammad lewat jalur Imam Husein bin Ali. Tarikh Auliya karya KH Bisri Mustofa mencantumkan nama Rahmatullah sebagai keturunan Nabi ke-23.

Ia diperkirakan lahir pada 1420, karena ketika berada di Palembang, pada 1440, sebuah sumber sejarah menyebutnya berusia 20 tahun. Soalnya, para sejarawan lebih banyak mendiskusikan tahun kedatangan Rahmatullah di Pulau Jawa. Petualang Portugis, Tome Pires, menduga kedatangan itu pada 1443.

Hikayat Hasanuddin memperkirakannya pada sebelum 1446 –tahun kejatuhan Campa ke tangan Vietnam. De Hollander menulis, sebelum ke Jawa, Rahmatullah memperkenalkan Islam kepada Raja Palembang, Arya Damar, pada 1440. Perkiraan Tome Pires menjadi bertambah kuat. Dalam lawatan ke Jawa, Rahmatullah didampingi ayahnya, kakaknya (Sayid Ali Murtadho), dan sahabatnya (Abu Hurairah).

Rombongan mendarat di kota bandar Tuban, tempat mereka berdakwah beberapa lama, sampai Syekh Asmarakandi wafat. Makamnya kini masih terpelihara di Desa Gesikharjo, Palang, Tuban. Sisa rombongan melanjutkan perjalanan ke Trowulan, ibu kota Majapahit, menghadap Kertawijaya. Di sana, Rahmatullah menyanggupi permintaan raja untuk mendidik moral para bangsawan dan kawula Majapahit.

Sebagai hadiah, ia diberi tanah di Ampeldenta, Surabaya. Sejumlah 300 keluarga diserahkan untuk dididik dan mendirikan permukiman di Ampel. Meski raja menolak masuk Islam, Rahmatullah diberi kebebasan mengajarkan Islam pada warga Majapahit, asal tanpa paksaan. Selama tinggal di Majapahit, Rahmatullah dinikahkan dengan Nyai Ageng Manila, putri Tumenggung Arya Teja, Bupati Tuban.

Sejak itu, gelar pangeran dan raden melekat di depan namanya. Raden Rahmat diperlakukan sebagai keluarga keraton Majapahit. Ia pun makin disegani masyarakat. Pada hari yang ditentukan, berangkatlah rombongan Raden Rahmat ke Ampel. Dari Trowulan, melewati Desa Krian, Wonokromo, berlanjut ke Desa Kembang Kuning. Di sepanjang perjalanan, Raden Rahmat terus melakukan dakwah.

Ia membagi-bagikan kipas yang terbuat dari akar tumbuhan kepada penduduk. Mereka cukup mengimbali kipas itu dengan mengucapkan syahadat. Pengikutnya pun bertambah banyak. Sebelum tiba di Ampel, Raden Rahmat membangun langgar (musala) sederhana di Kembang Kuning, delapan kilometer dari Ampel.

Langgar ini kemudian menjadi besar, megah, dan bertahan sampai sekarang –dan diberi nama Masjid Rahmat. Setibanya di Ampel, langkah pertama Raden Rahmat adalah membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah. Kemudian ia membangun pesantren, mengikuti model Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Format pesantrennya mirip konsep biara yang sudah dikenal masyarakat Jawa.

Raden Rahmat memang dikenal memiliki kepekaan adaptasi. Caranya menanamkan akidah dan syariat sangat memperhatikan kondisi masyarakat. Kata ”salat” diganti dengan ”sembahyang” (asalnya: sembah dan hyang). Tempat ibadah tidak dinamai musala, tapi ”langgar”, mirip kata sanggar. Penuntut ilmu disebut santri, berasal dari shastri –orang yang tahu buku suci agama Hindu.

Siapa pun, bangsawan atau rakyat jelata, bisa nyantri pada Raden Rahmat. Meski menganut mazhab Hanafi, Raden Rahmat sangat toleran pada penganut mazhab lain. Santrinya dibebaskan ikut mazhab apa saja. Dengan cara pandang netral itu, pendidikan di Ampel mendapat simpati kalangan luas. Dari sinilah sebutan ”Sunan Ampel” mulai populer.

Ajarannya yang terkenal adalah falsafah ”Moh Limo”. Artinya: tidak melakukan lima hal tercela. Yakni moh main (tidak mau judi), moh ngombe (tidak mau mabuk), moh maling (tidak mau mencuri), moh madat (tidak mau mengisap candu), dan moh madon (tidak mau berzina). Falsafah ini sejalan dengan problem kemerosotan moral warga yang dikeluhkan Sri Kertawijaya.

Sunan Ampel sangat memperhatikan kaderisasi. Buktinya, dari sekian putra dan santrinya, ada yang kemudian menjadi tokoh Islam terkemuka. Dari perkawinannya dengan Nyai Ageng Manila, menurut satu versi, Sunan Ampel dikaruniai enam anak. Dua di antaranya juga menjadi wali, yaitu Sunan Bonang (Makdum Ibrahim) dan Sunan Drajat (Raden Qosim).

Seorang putrinya, Asyikah, ia nikahkan dengan muridnya, Raden Patah, yang kelak menjadi sultan pertama Demak. Dua putrinya dari istri yang lain, Nyai Karimah, ia nikahkan dengan dua muridnya yang juga wali. Yakni Dewi Murtasiah, diperistri Sunan Giri, dan Dewi Mursimah, yang dinikahkan dengan Sunan Kalijaga.

Sunan Ampel biasa berbeda pendapat dengan putra dan murid-mantunya yang juga para wali. Dalam hal menyikapi adat, Sunan Ampel lebih puritan ketimbang Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga pernah menawarkan untuk mengislamkan adat sesaji, selamatan, wayang, dan gamelan. Sunan Ampel menolak halus.

”Apakah tidak khawatir kelak adat itu akan dianggap berasal dari Islam?” kata Sunan Ampel. ”Nanti bisa bidah, dan Islam tak murni lagi.” Pandangan Sunan Ampel didukung Sunan Giri dan Sunan Drajat. Sementara Sunan Kudus dan Sunan Bonang menyetujui Sunan Kalijaga. Sunan Kudus membuat dua kategori: adat yang bisa dimasuki Islam, dan yang sama sekali tidak.

Ini mirip dengan perdebatan dalam ushul fiqih: apakah adat bisa dijadikan sumber hukum Islam atau tidak. Meski demikian, perbedaan itu tidak mengganggu silaturahmi antarpara wali. Sunan Ampel memang dikenal bijak mengelola perbedaan pendapat. Karena itu, sepeninggal Maulana Malik Ibrahim, ia diangkat menjadi sesepuh Wali Songo dan mufti (juru fatwa) se-tanah Jawa.

Menurut satu versi, Sunan Ampel-lah yang memprakarsai pembentukan Dewan Wali Songo, sebagai strategi menyelamatkan dakwah Islam di tengah kemelut politik Majapahit. Namun, mengenai tanggal wafatnya, tak ada bukti sejarah yang pasti. Sumber-sumber tradisional memberi titimangsa yang berbeda.

Babad Gresik menyebutkan tahun 1481, dengan candrasengkala ”Ngulama Ampel Seda Masjid”. Cerita tutur menyebutkan, beliau wafat saat sujud di masjid. Serat Kanda edisi Brandes menyatakan tahun 1406. Sumber lain menunjuk tahun 1478, setahun setelah berdirinya Masjid Demak. Ia dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, di areal seluas 1.000 meter persegi, bersama ratusan santrinya.

Kompleks makam tersebut dikelilingi tembok besar setinggi 2,5 meter. Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi. Khusus makam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih. Setiap hari, penziarah ke makam Sunan Ampel rata-rata 1.000 orang, dari berbagai pelosok Tanah Air.

Jumlahnya bertambah pada acara ritual tertentu, seperti saat Haul Agung Sunan Ampel ke-552, awal November lalu. Pengunjungnya membludak sampai 10.000 orang. Kalau makam Maulana Malik Ibrahim sepi penziarah di bulan Ramadhan, makam Sunan Ampel justru makin ramai 24 jam pada bulan puasa.


Nah sudah dulu untuk edisi kali ini mengenai Cerita Sejarah Sunan Ampel diatas, semoga saja bermanfaat untuk anda semua, dan kami akan memberikan berbagai macam artikel lainnya untuk anda semua, nantikan edisi terbaru dari kami dan jangan lupa untuk membvaca Cerita Inspiratif dari kami.