Ratusan tahun sebelum ahli biologi Barat mencetuskan berbagai teori, seperti evolusi, seleksi alam, perjuangan untuk hidup ( struggle for existence), serta rantai makanan, al-Jahiz pada abad ke-9 M telah mengung- kapkannya.
Al-Jahiz. Begitulah Abu Uthman Amr Ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al- Basri kerap dijuluki. Ia adalah ilmuwan Muslim termasyhur pada abad ke-9 M. Al-Jahiz merupakan sarjana Muslim legendaris serbabisa yang menguasai sastra Arab, ilmu-ilmu keislaman, biologi, tata bahasa, sejarah, psikologi, retorika, serta zoologi.
‘’Al-Jahiz adalah seorang ilmuwan terhebat dan pengarang dengan gaya bahasa menakjubkan di abad ke-9 M,’‘ puji ilmuwan Barat, Christopher Dawson. Kiprahnya sebagai sastrawan agung telah membuat dunia Barat mengaguminya. ‘’Dia adalah salah seorang penulis prosa terhebat dalam dunia sastra Arab klasik,’‘ tutur Bernard Lewis. Pujian serupa juga diungkapkan HAR Gibb dan Philip K Hitti.
Hitti yang termasyhur dengan bukunya berjudul History of Arabs mengatakan, ‘’Al-Jahiz adalah salah seorang penulis yang produktif dan ke rap dikutip para sarjana dalam li teratur Arab.’‘ Gibb menjuluki al-Ja hiz sebagai sastrawan yang mencetuskan gaya prosa Arab. Semua ko men tar dan pujian itu menunjukkan betapa al-Jahiz adalah sarjana Mus lim fenomenal yang karyanya mampu menembus sekat waktu dan geografis.
Selain dikenal sebagai sastrawan besar sepanjang masa, al-Jahiz juga telah berjasa mengembangkan ilmu biologi. Ratusan tahun sebelum ahli biologi Barat mencetuskan berbagai teori, seperti evolusi, seleksi alam, perjuangan untuk hidup (struggle for existence), serta rantai makanan, al- Jahiz pada abad ke-9 M telah mengungkapkannya.
Sayangnya, buah pikirnya itu telah diklaim peradaban Barat. Ironisnya, umat Islam di era modern tak mengetahui pencapaian ilmuwan Muslim di era keemasan. Tak heran jika sekolahsekolah di Indonesia negara Islam terbesar di dunia baik itu sekolah umum maupun agama tak mengajar kan penemuan penting itu kepada siswanya.
Para siswa hanya diajari ilmu bio logi Barat yang telah ‘mencuri’ buah pemikiran ilmuwan Islam. Akibatnya, mereka lebih mengagumi Barat ke timbang pencapaian ilmuwan Islam di era kekhalifahan. Gagasan orisinal al- Jahiz mengenai sederet teori penting dalam ilmu biologi itu, dipaparkannya dalam Kitab al-Hayawan (Buku tentang Binatang).
Kitab al-Hayawan merupakan sebuah ensiklopedia zoologi yang terdiri atas tujuh volume. Di dalamnya, al-Jahiz mengupas dan menguraikan lebih dari 350 jenis binatang. Kitab ini dipandang sejarawan sains sebagai karya besar dan terpenting yang telah disumbangkan al-Jahiz bagi peradaban manusia modern. Secara khusus, al-Jahiz telah me ngu raikan teori evolusi dalam bukunya itu. Teori itu didasarkan pada pengaruh lingkungan terhadap binatang.
Selain itu, ia juga sudah memikirkan dampak lingkungan terhadap keberlangsungan hidup binatang. Inilah cikal bakal teori struggle for existence. Pada buku itu pula, al-Jahiz menguraikan ide seleksi alam dan rantai makanan. ‘’Binatang terlibat dalam sebuah perjuangan untuk mempertahankan hidupnya; mencari makanan, menghindar jadi mangsa, dan ber kembang biak. Faktor-faktor lingkungan memengaruhi organisme untuk mengembangkan karakteristik baru guna menjamin tetap bertahan hidup, kemudian bertransformasi menjadi spesies baru,’‘ demikian bunyi teori stuggle for existence yang tertulis dalam Kitab al-Hayawan.
Teori-teorinya yang brilian tentang ilmu hewan itu membuat al-Jahiz layak ditabalkan sebagai peletak dasar zoologi modern. Lalu, siapa sebenarnya al-Jahiz itu? HAR Gibb mengungkapkan, al-Jahiz adalah cucu dari seorang budak berkulit hitam. Ia lahir di Basrah, Irak, pada 781 M. Sejatinya, al-Jahiz berasal dari keluarga miskin yang kerap dililit masalah keuangan. Ia sudah menjadi anak yatim pada usia beberapa bulan. Kemiskinan tak membuat keluarga al-Jahiz menyerah. Sang ibu mendorong putranya untuk terus belajar. Al-Jahiz disekolahkan sang bunda di sekolah Alquran yang ada di tanah kelahirannya.
Kala itu, al-Jahiz sering berkumpul dengan sebuah perkumpulan pemuda di sebuah masjid di Basrah. Di tempat itu, mereka mendiskusikan berbagai macam subjek ilmu pengetahuan. Al- Jahiz kemudian berguru kepada sederet ilmuwan. Ia melanjutkan belajarnya hingga usia 25 tahun. Otaknya yang encer dan brilian membuatnya mampu menguasai beragam ilmu pengetahuan. Kemauannya yang keras untuk menguasai beragam ilmu memicunya untuk lebih rajin membaca.
Semua tulisan dan karya-karya penting dilahapnya, termasuk buku terjemahan Yunani dan filsafat Yunani, khususnya buah pemikiran Aristoteles. Kemilau Baghdad sebagai metropolis intelektual dunia juga telah menarik perhatian al-Jahiz. Ia lalu memutuskan untuk hijrah ke pusat pemerintahan Dinasti Abbasiyah itu. Salah satu tempat pertama yang didatanginya di Baghdad adalah Bait al-hikmah atau House of Wisdom pusat studi dan keilmuan terbesar di dunia. Ia memanfaatkan peluang yang diberikan para khalifah yang gemar dengan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya.
Ketika menetap di Basrah, al-Jahiz sudah dikenal sebagai seorang penulis. Sejak kecil, sang ibu telah menanamkan kecintaan terhadap buku. Alkisah, suatu hari sang bunda menawarkannya sebuah nampan penuh dengan buku-buku catatan. Ibunya lalu berkata bahwa kelak dia akan mendapatkan kehidupan dari menulis. Menulis kemudian menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan dalam kehidupan al-Jahiz. Selama hidupnya, dia telah mengarang lebih dari 450 judul buku. Itulah yang membuat Philp K Hitti mendaulatnya sebagai salah seorang ilmuwan Muslim terproduktif. Sayangnya, yang masih tersisa dan bertahan menembus ruang dan waktu hanyalah 30 judul.
Setelah 50 tahun menetap di Baghdad, al-Jahiz kemudian memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, Basrah. Ia tutup usia di kota itu pada Januari 869. Ada juga yang meyakini, sang ilmuwan terlahir pada Desember 868 M. Namun, penyebab kematiannya belum jelas. Ada sebuah riwayat yang mengatakan bahwa ia mengalami kecelakaan, tertimbun buku di perpustakaan pribadinya. Namun, ada sebuah versi lain mengatakan bahwa dia menderita sakit dan meninggal di bulan Muharram.
Al-Jahiz telah mengarang banyak buku. Kitab al-Hayawan merupakan salah satu karyanya yang paling terkenal. Al-Jahiz merupakan pria hebat yang bisa membuktikan bahwa orang dari keluarga miskin, bukan halangan untuk mendapatkan pendidikan tinggi, lebih dari 12 abad yang lalu. Bukunya Kitab al Hayawan merupakan pengaruh yang hebat dalam ilmuwan Muslim maupun Eropa, seperti Lamark and Darwin. ¦ heri ruslan/desy susilawati Kitab al-Hayawan Kitab al-Hayawan merupakan ensiklopedia tentang beragam jenis binatang yang terdiri atas tujuh volume. Dalam ensiklopedia itu, al-Jahiz menulis sekitar 350 jenis hewan. Dalam kitab itu, ia meng ungkapkan sederet teori penting dalam biologi, seperti evolusi, struggle for existence, rantai makanan, serta seleksi alam.
Kitab al-Bukhala Sebuah kumpulan cerita tentang ketamakan. Dipaparkan dengan gaya penulisan yang humoris dan menyindir. Kitab ini merupakan salah satu contoh gaya menulis prosa al-Jahiz sesungguhnya. Kitab itu juga mengupas tentang psikologi manusia. Dalam kitab itu, al- Jahiz coba menyindir guru sekolah, pengemis, penyanyi, dan penulis yang tamak. Buku itu dinilai sebagai karya sastranya yang paling bagus.
Kitab al-Bayan wa al-Tabyin Ini adalah kitab tentang retorika yang ditulis al-Jahiz. Dalam kitab itu, dia memaparkan tentang teknik pidato, syair kepahlawanan, gaya berbicara, teknik berdebat, serta tips-tips berkomunikasi lainnya. Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman Dalam bahasa Arab, kata jawari merupakan bentuk jamak dari jariya yang berarti seorang pelayan wanita alias gundik. Dalam kitab itu, al-Jahiz memaparkan ada dua tipe jariya. Buku itu mengisahkan kehidupan dua tipe jariya. Sedangkan kata ghilman merupakan bentuk jamak ghoulam atau seorang pelayan laki-laki muda. Buku ini menarik perhatian karena memaparkan cerita erotis masyarakat Arab. she [republika.co.id]
0 comments:
Post a Comment